Belanda, dikenal hebat dalam segala hal. Kemampuannya dalam
mengolah suatu ‘keterbatasan’ menjadi keuntungan tidak dapat dipungkiri
merupakan yang terhebat di dunia. Lihat saja bagaimana negeri ini mengolah
musuh utamanya, air, menjadi sesuatu yang menguntungkan. Jiwa kreatif dan
inovatif yang melekat erat pada masyarakatnya membuat Belanda menjadi negara penghasil
pionir-pionir hebat dunia. Sikap keterbukaan akan pengetahuan dan
kedisiplinannya yang tinggi mengolah negeri ini cakap di semua bidang. Mulai
dari pendidikan, ekonomi, seni, dan bahkan sampah! Ya, sampah. Negara maju
seperti Belanda tentulah takkan luput dari masalah sampah. Lalu, mengapa Belanda
memiliki lingkungan yang bersih dan tanpa sampah?
![]() |
Utrecht, Belanda. dengan keasrian dan kebersihannya. |
Jawabannya adalah KIKS.
Kolaborasi, Inisiatif dan KeSadaran. Kolaborasi antara pemerintah dengan
masyarakat dalam mengolah sampah menjadi kisah sukses belanda dalam menangani
masalah ini. Puluhan tahun yang lalu, pengolahan sampah di negeri kincir angin
ini masih sama dengan yang
dilakukan di Indonesia, yaitu dengan cara dibakar. Namun, karena polutan
berbahaya dan efek global warming yang ditimbulkan maka bangsa inipun kembali
mengolah otak dan kreatifitasnya daaaan, tidak hanya masalah sampah dapat
diatasi, namun juga dari sampah bangsa ini memperoleh kompos + listrik!
Sekarang ini, sampah di Belanda
tidak lagi membutuhkan lahan TPA (landfill) yang luas, karena pengelolaan
sampah di Belanda bertumpu pada 3 proses, yaitu : incineration (pembakaran),
recycling (daur ulang) dan composting (kompos). Data pada tahun 2006
menunjukkan bahwa dari total 13 juta ton sampah yang dihasilkan, hanya 23 % (3
juta ton) sampah yang dibuang ke TPA, sisanya sebanyak 42 % dibakar di
incinerator, 11,5 % dijadikan kompos dan 15 % di recycle. Untuk listrik sendiri
dihasilkan dari pembakaran sampah oleh incinerator yang sanggup membakar 50
ribu ton sampah setiap jamnya dan menghasilkan
listrik sebesar 15 Mw serta menghasilkan kompos sebesar 150 ribu per tahun!
![]() |
Petugas sampah yang sedang mengambil sampah dari KLIKO |
Keberhasilan bangsa ini dalam
mengolah sampah juga tak luput dari kesadaran masyarakatnya yang secara
bijaksana akan memilah-milih sampah, baik sampah kering yang dapat di recycle
dan sampah basah yang dapat dijadikan kompos. Dimana pemerintah Belanda
memberikan tempat sampah khusus Rumah tangga yang disebut KLIKO dan terdiri
atas KLIKO hitam untuk sampah basah, Hijau untuk sampah organik, dan biru untuk
kertas dan karton. Setiap minggunya, pengambilan sampah dilakukan untuk setiap
kliko secara bergantian. Bukan hanya itu, kesadaran belanda dalam meminimalisir
sampah juga ditunjukkan dengan kebiasaan masyarakatnya yang selalu membawa
kantong plastik sendiri setiap ingin berbelanja. Mengapa bisa? Pada awalnyapun,
masyarakat terbiasa membuang sampah secara sembarangan dan tidak suka memilah
milih sampah. Lalu pemerintah memberikan insentif kepada para warga agar mau
memisahkan sampah basah dan kering ditempat yang berbeda. Ternyata usaha keras
pemerintah Belanda membuahkan hasil, tanpa harus diberikan insentif sekalipun,
masyarakat sekitar sudah sadar akan kebersihan dan pentingnya mengelola sampah.
Sekarang, pemerintah mewajibkan setiap individu untuk membuang dan memilah
sampah dengan ancama boete/denda bagi yang tidak patuh.
![]() |
Salah satu proses pengolahan sampah di Belanda |
Ya, dimulai dari tindakan
sederhana seperti yang dilakukan masyarakat Belanda ini mampu untuk memberikan
perubahan-perubahan besar, bukan hanya pada negaranya, namun juga dunia. Inilah
yang menyebabkan Belanda termasuk negara penghasil para pionir hebat dunia.
Dimana masyarakatnya sendiri mampu untuk mempelopori dunia secara tidak
langsung melalui hal-hal kecil seperti diatas. lantas, bagaimana dengan kita?
Referensi:
http://www.waste-management-world.com/articles/print/volume-11/issue-1/features/dutch-successes.html
Gambar: